Breaking News

Tukang Bentor di Kota Padang oleh yendri naswardi


              Yendri Naswardi


Betrans,Padang, Di tengah hiruk-pikuk Kota Padang, becak motor (bentor) menjadi salah satu modal transportasi khas yang lekat dengan kehidupan masyarakat. Tukang bentor bukan hanya sekadar pengendara, tetapi juga simbol perjuangan hidup yang menghidupkan roda ekonomi kecil keluarga di tengah arus modernisasi.

Bentor lahir sebagai hasil adaptasi becak tradisional dengan teknologi modern berupa sepeda motor. Namun, di era transportasi digital, posisi tukang bentor semakin terdesak. Kehadiran ojek online dan trans padang yang menawarkan kemudahan dan tarif transparan membuat para tukang bentor harus berjuang lebih keras untuk mempertahankan penumpang.

seperti yang dialami tukang becak bentor bernama  Ujang (52), warga kalumbuk,saat berbincang bersama wartawan Beritatransisi.com harus menghidupi keluarganya dengan penghasilan hanya Rp30.000 - Rp70.000 sehari.

"Saya seorang tukang becak yang setiap hari mangkal di jalan dekat jembatan steba, Jika boleh jujur, dengan penghasilan segitu jauh dari kata cukup untuk menghidupi keluarga saya, apalagi tiga anak saya itu masih sekolah. Tapi mau bagaimana lagi, ini adalah takdir saya dan saya sudah berusaha semaksimal mungkin," ujar  Ujang saat bicara pada awak media beritatransisi.com , minggu (22/12/2024).

Menjadi tukang bentor berarti menghadapi ketidakpastian pendapatan. Dalam sehari, mereka mungkin menghabiskan waktu berjam-jam menunggu penumpang, dengan hasil yang kadang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Di sisi lain, tukang bentor sering kali memiliki hubungan yang akrab dengan pelanggannya. Bentor bukan hanya alat transportasi, tetapi juga ruang kecil untuk berbincang, berbagi cerita, dan menjalin keakraban. Hal ini mencerminkan nilai-nilai sosial masyarakat kota padang yang hangat dan ramah.

Kehadiran bentor kerap dianggap mengganggu oleh sebagian pihak karena memenuhi ruas jalan dan tidak jarang dianggap kurang sesuai dengan konsep transportasi modern.
Beberapa kebijakan kota yang mengatur transportasi umum kadang justru membuat tukang bentor merasa tersingkir. Meskipun begitu, mereka tetap bertahan, menunjukkan semangat kerja keras yang luar biasa.

Namun, perjuangan mereka tidak hanya soal pendapatan. Biaya perawatan kendaraan, bahan bakar yang terus naik, dan tekanan modernisasi membuat profesi ini semakin menantang.
Bagi mereka, bentor adalah aset utama sekaligus sumber penghasilan.

Untuk meringankan beban para tukang bentor, pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan yang lebih inklusif. Seperti subsidi atau pengurangan pajak. Lalu, program peremajaan kendaraan, dan pendampingan ekonomi.

Menjadi tukang bentor di Kota padang adalah cerminan perjuangan hidup di tengah modernisasi. Di balik suara mesin yang bergema di jalanan, ada kisah tentang tanggung jawab, tekad, dan semangat bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan.

Tukang bentor bukan hanya bagian dari sejarah transportasi, tetapi juga wajah nyata dari perjuangan masyarakat kecil yang pantang menyerah.(yen)

PT. Transisi Inter Media, Mengucapkan: Selamat datang di Website Beritatransisi.com, Terima kasih telah berkunjung di Website kami.. Semoga anda senang!! Tertanda Pemred: Edison Effendi