Edi Hasymi menjadi pemateri Kuliah Umum di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Ekasakti (Unes
Betrans,Padang - Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Kota Padang Edi Hasymi mendorong peran mahasiswa dalam mengawal tata kelola pemerintahan. Hal itu dikatakannya saat menjadi pemateri Kuliah Umum di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Ekasakti (Unes), Padang, Jumat (27/9/2024).
"Mahasiswa sebagai generasi muda berperan penting dalam mengawal pemerintahan. Kalau ada yang tidak sesuai, silakan berikan pandangan. Kami Pemko Padang terbuka dengan masukan," ujarnya.
Ia menyebut salah satu prinsip utama dalam tata kelola pemerintahan yang baik, yakni partisipasi publik. Oleh sebab itu, pemerintah daerah memerlukan pemikiran kritis dan konstruktif dari mahasiswa dalam menilai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan.
"Ada lima prinsip utama dalam tata kelola pemerintahan yang baik. Profesionalisme, akuntabilitas, transparansi, kepemimpinan, dan partisipasi publik. Partisipasi publik. bisa dengan menawarkan konsep dan gagasan," terang dia.
Edi Hasymi didapuk memberikan materi terkait Tata Kelola Pemerintahan yang Profesuonal, Akuntabel, Transparan, dan Mandiri Pada Era Globalisasi. Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Fisipol Universitas Ekasakti.
Dalam pemaparannya, ia menjelaskan berbagai upaya Pemko Padang dalam meningkatkan tata kelola pemerintahan, termasuk digitalisasi dalam pelayanan pulbik.
"Digitalisasi mempermudah pelayanan publik, misalnya dalam pengurusan dokumen seperti KTP dan Kartu Keluarga yang kini bisa dilakukan secara online. Itu salah satu contoh," tutur dia.
Edi Hasymi menambahkan, saat ini Pemko Padang juga tengah meningkatkan mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana, terutama potensi bahaya megathrust yang disertai ancaman tsunami.
Sementara itu, Rektor Universitas Ekasakti Prof. Dr. H. Sufyarma Marsidin, M,Pd dalam sambutannya mengatakan pihaknya menekankan kemandirian bagi para mahasiswanya dalam proses perkuliahan.
Kemandirian mahasiswa, sebut dia, tidak hanya terbatas pada aspek akademik, tetapi juga harus dibarengi dengan kemandirian emosional, digital, kultural, dan religius.
"Kemandirian harus dibangun dengan keunggulan intelektual, emosional, digital, kultural, dan religius. Ini akan menjadi bekal penting bagi saudara dalam meniti karier di masa depan," tutupnya. (*)