Ia mengatakan penolakan jenazah yang dilakukan oleh warga diduga karena kurangnya informasi yang sampai dan dipahami masyarakat terkait CIVID-19. "Sehingga kita minta tim satgas kota memberikan edukasi soal COVID-19 hingga ke tingkat bawah, sehingga tak ada perpsepsi yang salah di masyarakat," tuturnya.
"Selain itu, tak ada salahnya membentuk kampung atau kelurahan peduli COVID-19, sehingga RT/RW bisa memberikan informasi yang tak putus kepada warga, mulai dari pencegahan, penanganan dan protap penyelenggaraan jenazah," jelasnya.

Budi berharap pendekatan-pendekatan seperti ini bisa cepat dipahami oleh masyarakat. "Dengan adanya pendekatan langsung kepada masyarakat soal COVID-19 ini, maka kejadian-kejadian seprti penolakan jenazah, kumpul-kumpul warga tidak lagi terjadi," terangnya.
Ia berharap masyarakat semakin paham dan tentunya semakin peduli dengan ini. "Disiplin adalah kunci utama agar tidak terpapar virus ini. Dan jika tak ada keperluan pemdesak untuk keluar rumah, sebaiknya di tahan dulu untuk memutus mata rantai COVID-19," jelasnya. (*)