Bangun Pasar Raya Padang Banggar DPRD Padang Lobi Dua Kementrian
Betrans.Jakarta, - Wakil rakyat Kota Padang yang tergabung dalam Badan Anggaran (Banggar) melaksanakan kunjungan kerja di luar Sumatera. Kegiatan tersebut melalui alat kelengkapan dewan (AKD) terhitung dari 17 sampai dengan 21 Februari 2020.
Kunjungan kerja Banggar bertujuan ke Kementerian PUPR dan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Jakarta terkait soal pembangunan lanjutan Pasar Raya Padang.
Rombongan Banggar didampingi Sekwan Hendrizal Azhar dan Kadis Perdagangan Kota Padang, Endrizal.
Hadir juga pada kesempatan itu anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade bersama sejumlah Anggota DPRD Kota Padang menyambangi kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Rabu (19/2/2020).
Andre bersama Anggota DPRD, serta Dinas Perdagangan Kota Padang datang meminta bantuan anggaran dari Kemendag dalam perbaikan Pasar Raya Padang Fase VII.
Dalam audiensinya Rabu sore ini, Andre bertemu dengan Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Suhanto.
"Kita sudah melakukan audiensi dengan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri dalam rangka meminta bantuan pemerintah pusat agar Pasar Raya Padang khususnya fase VII itu diberikan bantuan APBN oleh Kemendag dan Kementerian PUPR," kata Andre di kantor pusat Kemendag, Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Andre mengungkapkan, Pasar Raya Kota Padang Fase VII itu sudah rusak selama 11 tahun semenjak terdampak bencana gempa bumi di tahun 2009 silam.
"Jadi sudah 11 tahun pasar ini rusak, lalu usianya sudah lebih dari 40 tahun, dan menampung ribuan pedagang. Tentu ini perlu bantuan dan perhatian pemerintah," imbuh Andre.
Ia menjelaskan, Pasar Raya Kota Padang ini terbagi menjadi 7 fase atau blok. Fase atau blok VII inilah yang rusak parah dan kondisinya tak layak lagi dipakai pedagang.
"Bahkan juga banyak yang sudah menjadi PKL (Pedagang Kaki Lima). Tentu mudah-mudahan pertemuan ini menjadi terobosan agar pasar ini bisa dibangun," jelasnya.
Andre mengungkapkan, audiensinya berjalan lancar dengan Suhanto. Menurutnya, Kemendag sepakat membiayai perbaikan Pasar Raya Fase VII ini.
"Alhamdulillah audiensinya berjalan lancar, lalu Pak Dirjen sudah memberikan arahan dan petunjuk untuk dokumen-dokumen segera disiapkan Dinas Pasar dan Pemerintah Kota Padang. Dan insyaallah 3 minggu ke depan Dinas Pasar melalui surat resmi da rekomendasi Gubernur Sumatera Barat akan dikirimkan segera ke Menteri Perdagangan dan ditembuskan ke Menteri PUPR," katanya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang, Endrizal mengatakan, Pemkot Padang mengajukan anggaran sebesar Rp 170 miliar kepada Kemendag dan Kementerian PUPR untuk memperbaiki Pasar Raya Fase VII itu. Pasar Raya ini memang terbagi menjadi 7 fase, yang total perbaikannya membutuhkan Rp 420 miliar.
"Totalnya Rp 420 miliar, khusus fase VIII Rp 170 miliar," ungkap Endrizal.
Menambahkan Endrizal, Andre Rosiade mengatakan, perbaikan yang diutamakan yakni pada Fase VII. Pasalnya, blok tersebut merupakan wajah dari Pasar Raya Kota Padang.
"Rp 420 miliar itu pasar Fase I-VII. Tapi memang prioritas kita pasar Fase VII dulu. Karena itu etalasenya Pasar Raya," terang Andre.
Ia menuturkan, Fase VII ini memang rusak berat hingga tak layak digunakan semenjak terkena bencana gempa di tahun 2009 silam. Sedangkan, Fae I-VI masih layak digunakan pedagang pasar.
"Kita prioritaskan Fase VII dulu. Karena kalau Fase I-VI masih bisa dihuni meskipun kondisinya sudah tua. Kondisi Fase VII ini benar-benar sudah mengkhawatirkan, sudah tidak layak betul," papar Andre.(son)
Kunjungan kerja Banggar bertujuan ke Kementerian PUPR dan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Jakarta terkait soal pembangunan lanjutan Pasar Raya Padang.
Rombongan Banggar didampingi Sekwan Hendrizal Azhar dan Kadis Perdagangan Kota Padang, Endrizal.
Hadir juga pada kesempatan itu anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade bersama sejumlah Anggota DPRD Kota Padang menyambangi kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Rabu (19/2/2020).
Andre bersama Anggota DPRD, serta Dinas Perdagangan Kota Padang datang meminta bantuan anggaran dari Kemendag dalam perbaikan Pasar Raya Padang Fase VII.
Dalam audiensinya Rabu sore ini, Andre bertemu dengan Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Suhanto.
"Kita sudah melakukan audiensi dengan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri dalam rangka meminta bantuan pemerintah pusat agar Pasar Raya Padang khususnya fase VII itu diberikan bantuan APBN oleh Kemendag dan Kementerian PUPR," kata Andre di kantor pusat Kemendag, Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Andre mengungkapkan, Pasar Raya Kota Padang Fase VII itu sudah rusak selama 11 tahun semenjak terdampak bencana gempa bumi di tahun 2009 silam.
"Jadi sudah 11 tahun pasar ini rusak, lalu usianya sudah lebih dari 40 tahun, dan menampung ribuan pedagang. Tentu ini perlu bantuan dan perhatian pemerintah," imbuh Andre.
Ia menjelaskan, Pasar Raya Kota Padang ini terbagi menjadi 7 fase atau blok. Fase atau blok VII inilah yang rusak parah dan kondisinya tak layak lagi dipakai pedagang.
"Bahkan juga banyak yang sudah menjadi PKL (Pedagang Kaki Lima). Tentu mudah-mudahan pertemuan ini menjadi terobosan agar pasar ini bisa dibangun," jelasnya.
Andre mengungkapkan, audiensinya berjalan lancar dengan Suhanto. Menurutnya, Kemendag sepakat membiayai perbaikan Pasar Raya Fase VII ini.
"Alhamdulillah audiensinya berjalan lancar, lalu Pak Dirjen sudah memberikan arahan dan petunjuk untuk dokumen-dokumen segera disiapkan Dinas Pasar dan Pemerintah Kota Padang. Dan insyaallah 3 minggu ke depan Dinas Pasar melalui surat resmi da rekomendasi Gubernur Sumatera Barat akan dikirimkan segera ke Menteri Perdagangan dan ditembuskan ke Menteri PUPR," katanya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang, Endrizal mengatakan, Pemkot Padang mengajukan anggaran sebesar Rp 170 miliar kepada Kemendag dan Kementerian PUPR untuk memperbaiki Pasar Raya Fase VII itu. Pasar Raya ini memang terbagi menjadi 7 fase, yang total perbaikannya membutuhkan Rp 420 miliar.
"Totalnya Rp 420 miliar, khusus fase VIII Rp 170 miliar," ungkap Endrizal.
Menambahkan Endrizal, Andre Rosiade mengatakan, perbaikan yang diutamakan yakni pada Fase VII. Pasalnya, blok tersebut merupakan wajah dari Pasar Raya Kota Padang.
"Rp 420 miliar itu pasar Fase I-VII. Tapi memang prioritas kita pasar Fase VII dulu. Karena itu etalasenya Pasar Raya," terang Andre.
Ia menuturkan, Fase VII ini memang rusak berat hingga tak layak digunakan semenjak terkena bencana gempa di tahun 2009 silam. Sedangkan, Fae I-VI masih layak digunakan pedagang pasar.
"Kita prioritaskan Fase VII dulu. Karena kalau Fase I-VI masih bisa dihuni meskipun kondisinya sudah tua. Kondisi Fase VII ini benar-benar sudah mengkhawatirkan, sudah tidak layak betul," papar Andre.(son)