Wagub Nasril Abit, Keamanan Pangan Sumbar Masih Dibawah Ambang Batas
Betrans,Sumbar,Secara umum proyeksi ketersediaan pangan Provinsi Sumatera Barat 2018
mengalami surplus, dengan produk beras 894.550 ton, daging 11.685 ton,
telur 6.249 ton, susu 729 ton dan ikan 175.685 ton.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit pada acara
Agrifood System International Cpnference (ASIC) 2018 di Padang, Selasa
(4/9/2018).
Wagub Nasrul Abit menyampaikan, ketersediaan pangan yang memadai baik
dari segi kuantitas, kualitas, keamanan dan harga yang terjangkau oleh
seluruh rakyat Indonesia menjadi prasyarat untuk terwujudnya ketahanan
pangan nasional.
Dalam UU no 18 tahun 2012 tentang ketahanan pangan merupakan kondisi
terpenuhinya pagan bagi negara sampai dengan perseorangan yang tercermin
dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan
dengan agama dan keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat hidup
sehat, aktif dan berkelanjutan.
Dalam mewujudkan ketahanan pangan terdapat 3 sub sistem yang
terintegrasi yakni ketersediaan pangan, distribusi pangan dan konsumsi
pangan, ungkap Nasrul Abit.
Wagub Nasrul Abit juga menyampaikan keamanan pangan merupakan syarat
penting yanv melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh
masyarakat. Pangan yang bermutu dapat dihasilkan dari budidaya pertanian
yang ramah lingkungan juga dapur rumah tangga maupun industri pangan.
Keamanan pangan bukan hanya isu dunia tetapi juga menyangkut kepedulian
individu. Dalam menyediakan pangan, perlu dilakukan dengan meningkatkan
dan mempermudah akses pangan bagi masyarakat.
Meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditi pangan di pasar dalam
negeri dan luar negeri. Serta meningkatkan kesejahteraan bagi petani
nelayan dan pelaku usaha pangan di Sumbar.
Dalam menjaga keamanan pangan baik perdagangan internasional telah
diterapkan persyaratan keamanan pangan segar yang dirumuskan melalui
kesepakatan Sanitary and phytosanitary (SPS) Agreement dan Technical to
Trade (TBT).
Bagaimana pangan harus aman sejak dari ladang, sampai ke atas meja, terangnya.
Nasrul Abit juga menyebutkan, dalam pengendali cemaran pangan antara
lain dengan menekan seminimal mungkin residu kimia yang terdapat pada
bahan pangan, akibat dari pemakaian pupuk, obat pengendali hama dan
penyakit, bahan pemicu pertumbuhan dan pengunaan obat hewan yang tidak
tepat guna.
Kondisi keamanan pangan Sumbar dari hasil pemeriksaan labor masih
diambang batas. Namun masih perlu menimalisir residu tersebut.
Sebagai
gambaran dari hasil pemeriksaan terhadap 48 sampek cabe merah, bawang
merah, tomat, seledri yang diuji dilaboratorium pestisida terdeksi 38
sampel (72.92%) mengandung residu yang masih dibawah ambang batas, seru
Nasrul Abit. (zs)