Irwan Prayitno Hadiri acara Seminar Membangun Karakter Sumber Daya Manusia (SDM) Sejak Dini Indonesia Hebat.
Betrans,Bukittinggi – Pendidikan usia dini telah dimulai sejak seseorang mencari pasangan hidup, yang harapkan tidak dalam persaudaraan yang dekat, beragama seiman yang baik. Sehingga tingkat kecerdasan kepribadian anak dalam keluarga akan lebih mudah dibentuk.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno pada acara Seminar Membangun Karakter Sumber Daya Manusia (SDM) Sejak Dini Indonesia Hebat. Menurutnya, bayi yang baru lahir memiliki potensi kebenaran, kejujuran, kecerdasan, ketaatan itu yang namanya fitrah. Memang ada terori barat yang menyatakan bayi baru lahir ibarat kertas putih, tergantung siapa yang membentuknya untuk jadi apa.
“Tetapi itu tidaklah benar keseluruhan. Istilah kertas putih dapat dimaknai dengan sosok yang suci dan bersih, akan tetapi siapa yang membentuk akan jadi apa itu yang tidak tepat. Karena dalam Islam, bayi baru lahir memilik fitrah diri Ketuhanan, keyakinan adanya Allah yang Maha Pencipta,” ujar Irwan.
Untuk itu, orang tua, keluarga dan lingkungan hanya berupaya membentuk karakter anak. Seperti sebuah pohon yang masih kecil apakah ingin batang jadi lurus dan tinggi, bercabang atau berkelok-kelok. Pendidian karakter inilah yang menjadikan seseorang itu seperti apa dimasa depannya.
“Pentingnya pendidikan karakter di usia dini merupakan sesuai yang mudah untuk pendidik dan mengembangan potensi diri anak dengan ajaran yang tepat melatih dirinya,” ungkap Irwan Prayitno.
Gubernur Irwan Prayitno juga menyampaikan, disaat remaja usia 13 tahun, dewasa dan sudah tua, jika ingin membentuknya aka terasa susah memperbaiki karena sudah jadi kebiasaan. Seseorang yang perokok susah merubah kebiasaan untuk tidak merokok lagi. Seorang yang suka main diwarung agar bisa datang ke masjid susah merubah kebiasaan itu walaupun bisa berubah tetapi susah .
Ibarat betung bambu sudah keras dan liat sekali. Karena betapa pentingnya pendidikan karakter di usia dini untuk dapat memaksimal potensi kebaikan dan kebenaran dalam dirinya.
“Orang yang tidak pernah diajari mengaji tidak akan bisa disuruh mengaji, karena dimasa usia dini tidak pernah di goret untuk mengaji. Karena pendidikan karakter mesti menjadi bahagian dari pola dari setiap orang tua bapak dan ibunya, keluarganya, dan lingkungan tempat tinggalnya, seseorang mampu menjalankan fitrah yang telah diberikan Allah, ” tukas Irwan. (*)