Nasrul Abit,pendanaan pembangunan di Sumatra Barat tidak bisa sepenuhnya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Betrans,Sumbar,Sumatra Barat yang belum bisa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK). Menurt catatan Pemprov, dari 115 SMP, baik negeri dan swasta,
dan MTs di Padang baru 28 sekolah yang menjalani UNBKSaya kaget, di
Padang masih ada SMP yang ujian nasional dengan kertas. Ini 'prestasi'
yang tersendiri. Saya garis bawahi, supaya terus tingkatkan," ujar
Muhadjir saat memberikan sambutan peresmian Gedung Baru Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di Padang, Kamis (26/4).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy
menyatakan keprihatinannya karena masih banyak SMP/MTs di Kota
Padangyang masih ujian dengan kertas,Lebih lanjuta Muhadjir berharap,
perubahan nomenklatur dan kewenangan pengelolaan antara SD, SMP, dan SMA
kepada Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota tidak
menyusutkan kepedulian pemerintah daerah untuk membangun fasilitas
sekolah. Perlu diingat, melalui UU 23 tahun 2014 tentang Pemda,
pengelolaan SMA/SMK dilimpahkan kepada Pemerintah Provinsi. Mendikbud
tidak ingin adanya saling lempar tanggung jawab dalam upaya pembangunan
pendidikan.
"Di lapangan memang sering terjadi masalah, karena seolah itu pembagian
yang ekstrem. Padahal itu secara nomenklatur saja. Satu sama lain masih
bisa saling back up. Jangan terlalu ekstrem pahami otonomi ini," jelas
Muhadjir.
Mendikbud mengatakan bahwa sebetulnya alokasi anggaran bagi daerah untuk
menyediakan sarana prasarana, termasuk komputer untuk pelaksanaan UNBK,
sudah disalurkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pusat ke
daerah. Artinya, semestinya daerah memiliki kewenangan penuh untuk
meningkatkan jumlah sekolah yang bisa menjalankan UNBK.
"Cuma bagaimana daerah punya kesadaran tinggi untuk optimalkan dana itu
sekaligus berikan tambahan dari alokasi dana APBD. Tergantung kemauan
Pemda," kata Muhadjir
.
Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit mengatakan, sumber pendanaan
pembangunan di Sumatra Barat memang tidak bisa sepenuhnya mengandalkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumbar yang 'hanya' Rp 6,6
triliun. Apalagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sumbar juga berkisar di
angka Rp 1,6 triliun. Beban APBD Sumbar, lanjutnya, mulai bertambah
dengan pindahnya kewenangan kelola SMA/SMK dari kabupaten/kota ke
provinsi. Akibatnya, belanja daerah untuk gaji pegawai harus bertambah
Rp 1,4 triliun. Meski begitu, alokasi pusat ke daerah masih disalurkan
sebesar Rp 700 miliar. Kondisi ini mempersempit ruang bagi Pemprov untuk
gencar menambah sarana prasarana pendidikan, baik di level SD, SMP,
atau SMA.
"Ini tantangan buat kami. Dikasih uang dari Jakarta pun tidak semuanya
fokus ke pendidikan. Saya pikir Pak Irjen harus turun, untuk apa uang
dipakai. Karena kita sekarang bicara kualitas, bukan kuantitas," jelas
Nasrul.
Nasrul menekankan pentingnya UNBK bagi siswa, dibanding Ujian Nasional
Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). Alasannya, ujian masuk universitas
pun dilakukan sudah mulai dilakukan berbasis komputer. Artinya penting
bagi pemerintah untuk mulai mengenalkan sistem ujian berbasis komputer
kepada siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar, Burhasman, menambahkan bahwa
secara umum proses UNBK berjalan dengan baik. Sejumlah kendala yang
terjadi seperti listrik mati dan koneksi internet yang lambat merupakan
ganjalan yang sebelumnya sudah diprediksi bakal terjadi. Beberapa solusi
pun sudah disiapkan, yakni sesi ujian yang digeser termasuk memindahkan
sesi ke Ujian Susulan.
Tak hanya itu, Burhasman juga mengatakan bahwa SMP atau MTs yang
'bertetangga' dengan SMA/SMK yang memiliki fasilitas komputer memadai,
sebetulnya diperbolehkan secara regulasi untuk menumpang ujian. Namun
ternyata opsi ini belum banyak dipilih oleh kepala SMP/MTs yang belum
menjalankan UNBK.
"Namun kepala sekolah tadi bilang, mereka lebih khawatir muridnya belum
siap. Kenapa belum kerjasama dengan SMA di dekatnya? Kasihan anak-anak
kata kepala sekolahnya," jelas Burhasman. Secara rinci, jumlah peserta
Ujian Nasional tingkat SMP/MTs di SUmatra Barat sebanyak 99.579 orang.
Dari angka tersebut, 49.452 siswa menjalani UNBK dan 50.127 siswa
mengikuti UNKP.