Kemenperin Dorong Produk Kreatif Warga Binaan Lapas Masuk E- Commerse
Betrans.com,
Jakarta -- Kementerian Perindustrian mendorong hasil produk kreativitas dari
lembaga pemasyarakatan (lapas) dapat dipasarkan melalui perdagangan elektronik
(e-commerce). Apalagi di era globalisasi saat ini, pasar menjadi terintegrasi
sehingga perlu dimanfaatkan adanya perkembangan teknologi ekonomi digital.
“Kami pacu produk para warga binaan lapas ini bisa masuk ke
dunia virtual dengan digitalisasi, sehingga akses pasarnya menjadi terbuka
luas, selain melakukan pembinaan yang maksimal,” kata Menteri Perindustrian
Airlangga Hartarto pada Pembukaan Pameran Produk Unggulan Narapidana di Plasa
Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (3/4).
Kemenperin telah membangun sarana infrastruktur digital bagi
para pelaku wirausaha industri baru khususnya sektor industri kecil dan
menengah (IKM) melalui e-Smart IKM. Platform ini diharapkan dapat menjadi
“Virtual Sentra IKM” yang mampu meningkatkan daya saing produk serta
mempermudah akses pasar bagi IKM nasional di kancah domestik maupun global.
“Dalam pelaksanaan program tersebut, kami melakukan kerja
sama dengan beberapa marketplace dalam negeri, di antaranya Tokopedia, Blibli,
Shopee, Bukalapak dan Blanja,” ujar Menperin. Langkah ini sebagai salah satu
strategi Indonesia dalam memasuki sekaligus menangkap peluang dari implementasi
revolusi industri keempat atau Industri 4.0.
Lebih lanjut, kata Airlangga, Kemenperin terus mendukung
terciptanya citra positif kepada warga binaan lapas, misalnya melalui upaya
fasilitasi penyelenggaraan pameran dan melakukan pembinaan program wirausaha
industri baru. “Dengan usaha ini diharapkan masyarakat dapat melihat secara
nyata bahwa lapas bukanlah lembaga yang membelenggu kreativitas para
narapidana,” tuturnya.
Menurut Menperin, program pembinaan tersebut bertujuan
membangun karakter dan meningkatkan keterampilan para narapidana sebagai bekal
yang baru di tengah masyarakat sebagai wirausaha baru.
“Kami telah memberikan
bimbingan teknis (bimtek), bantuan peralatan dan bantuan manajemen usaha.
Bimtek yang sudah dilakukan antara lain di Lapas Wanita Tanggerang dan Pondok
Bambu,” ungkapnya.
Terkait penyelenggaraan Pameran Produk Unggulan Narapidana,
Airlangga menjelaskan, kegiatan ini sudah terjalin keenam kalinya berkat kerja
sama Kemenperin dengan Kementerian Hukum dan HAM. “Kami memberikan apresiasi
atas terlaksananya acara ini, yang Alhamdulillah selalu dapat tanggapan positif
dari pengunjung pameran,” imbuhnya.
Pameran yang diselenggarakan selama empat hari, mulai
tanggal 3-6 April 2018 ini dibuka pada pukul 09.00-17.00 WIB dengan diikuti
oleh 33 peserta yang berasal dari lapas di seluruh Indonesia. Kegiatan ini,
selain menampilkan produk unggulan lapas, juga dimeriahkan melalui acara
fashion show, workshop membatik, serta talk show mengenai branding dan packaging.
Dalam kesempatan tersebut, Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia bersama Direktorat
Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian melakukan
perjanjian kerja sama tentang peningkatan pembinaan dan bimbingan kemandirian
warga binaan pemasyarakatan.
“Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan pembinaan dan
bimbingan kemandirian bagi warga binaan pemasyarakatan agar memiliki
keterampilan dan kreativitas dalam menghasilkan suatu karya produktif yang
bernilai tinggi, serta sebagai upaya mempromosikan dan memasarkan produknya,”
papar Dirjen IKM Gati Wibawaningsih.
Dalam hal ini, Ditjen IKM Kemenperin bertugas menentukan
jenis kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan, mencakup penyediaan tenaga
ahli atau instruktur pelatihan, penyediaan sertifikat pelatihan, serta
penyiapan bahan dan kelengkapan peserta pelatiham.
“Dalam pelaksanaan kegiatan pomosi, Kemenperin bertugas
menyediakan tempat pameran sebagai ajang promosi hasil karya warga binaan lapas,
menyediakan media promosi melalui konten digital, serta membantu kelancaran
pelaksanaan kegiatan pameran,” tutur Gati.