Pemprov Sumbar Jalin Kerjasama Balitbang ESDM. Pasokan Listrik Teluk Tapang
Betrans.Padang.Sumatera Barat. Kepala Badan Litbang ESDM mengadakan pertemuan dengan Wakil Gubernur
Sumatera Barat, Nasrul Abit, dan Bupati Pasaman Barat Syahiran di
Padang, Jum'at (9/3).
Pertemuan ini untuk membahas pasokan listrik berbasis energi baru dan
terbarukan bagi pengembang Pelabuhan Teluk Tapang, Kabupaten Pasaman
Barat.
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit disela -sela pertemuan
menyampaikan potensi cold storage untuk penyimpanan listrik dapat segera
dibangun karena pasokan listrik sudah ada. Produksi ikan tangkap
Kabupaten Pasaman Barat cukup melimpah dan para nelayan seringkali
kesulitan mendapatkan balok es untuk mengawetkan ikan pada saat ikan
melimpah.
Selaku Ketua Satuan Tugas Investasi Sumatera Barat, Wagub Nasrul Abit
memaparkan selama ini truk CPO dari Pasaman Barat menempuh perjalanan
300 km selama 10 jam menuju pelabuhan Teluk Bayur.
Pelabuhan besar ini sering kali mengalami kelebihan kapasitas sehingga
mengakibatkan waktu tunggu muat barang hingga 10 hari. Wagub Sumbar
menjelaskan potensi pengguna pelabuhan sudah ada.
Wilmar merupakan salah satu produsen CPO terbesar di Indonesia sudah
berminat untuk menggunakan pelabuhan Teluk Tapang. Jika pelabuhan
tersebut beroperasi, ungkapnya
Wagub Nasruk Abit memastikan perlunya koordinasi dengan PT Pelindo II,
Dinas Perhubungan dan Kemenko Maritim untuk memastikan pelabuhan Teluk
Tapang dapat termanfaatkan.
Sehari sebelumnya Kepala Badan Litbang ESDM bersama Kepala Bappeda,
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pasaman Barat dan perwakilan PT
Pelindo II meninjau lokasi pelabuhan Teluk Tapang untuk mengetahui
secara detil kondisi yang ada saat ini dan rencana pengembangannya.
Berdasarkan peninjauan tersebut Kepala Badan mengusulkan agar
infrastruktur jalan dan listrik dibangun terlebih dahulu agar pelabuhan
dapat beroperasi lebih cepat dioperasikan.
Kepala Badan Litbang ESDM, F.X. Sutijastoto menjelaskan, pengembangan
pelabuhan Teluk Tapang akan mendorong pembangunan perekonomian dan
membuka pasar energi. Aset pelabuhan ini bisa dikembangkan setelah
dikaji bersama PT Pelindo II.
Apabila pelabuhan ini dioperasikan dan berkembang, manfaat ekonominya cukup besar.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan, Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi, Yunus Syaifulhak menjelaskan, pasokan
energi listrik Teluk Tapang dapat dipasok dari pembangkit listrik
tenaga panas bumi di Mandailing Natal, Sumatera Utara. PLTPB tersebut
sudah membor 14 sumur dan sudah siap untuk menggerakkan turbin
berkapasitas 60 MW dari 500 MW yang direncanakan.
Tahun ini ditargetkan sudah bisa memproduksi listrik 40 MW. Selain itu
juga bisa dengan membangun jaringan listrik dari pembangkit listrik
tenaga air (PLTA) Agam, ujarnya
Kepala PPPTKEBTKE menambahkan di sekitar Pasaman juga sudah ada
perusahaan yang akan mengembangkan PLTPB Cubadak dengan potensi 60 MW
dan dan Bonjol dengan kapasitas 200 MW.
Project Management Advisor Badan Litbang ESDM, Syaiful Manan menjelaskan
bahwa perlu diperjuangkan revitalisasi aset pelabuhan.
Tahap pertama adalah pembicaraan dengan Dinas Perhubungan terkait
pengelolaan aset. Pelabuhan ini sebaiknya dikelola PT Pelindo II dan
melibatkan BUMD. Untuk jangka panjang BUMD mendapat transfer teknologi
dan diasistensi oleh Pelindo II sehingga bisa independen.
Perlu dibuatkan kerja sama operasi dengan jangka waktu yang jelas antara
15-20 tahun dengan Pelindo II sehingga pengelolaan dapat dipindahkan ke
pemerintah daerah, sarannya.