Nasrul Abit. Pelabuhan Sikakap Bisa Menjadi pusat Ekspor Dan Transaksi Dagang
Betrans,SUMBAR- Wakil Gubernur Sumatera Barat
Nasrul Abit, mengatakan,Kedatangan menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pujiastuti terkait dengan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu Sikakap,
bisa sebagai tempat pertumbuhan ekonomi dan objek wisata, makanya
diharapkan masyarakat dan pemerintah daerah Mentawai mesti melakukan
inovasi dan kreatifitas bersama masyarakat bagaimana daerah ini aman,
nyaman dan menarik untuk dikunjungi banyak orang.
“Kita optimis lokasi SKPD ini bisa
menjadi daya tarik dan sentra perkembangan pertumbuhan produktifitas
potensi kelautan dan perikanan terbesar di wilayah barat Indonesia. Jika
ini dapat kita wujudkan secara otomatis kesejahteraan masyarakat
Kepulauan Mentawai akan meningkat dan maju”, Katanya.
Masyarakat mesti mampu memanfaatkan
potensi laut sebagai sumber kehidupan yang layak, dengan tetap menjaga
kelestarian lingkungan laut, trumbu karang, magrove dan alam sekitar.
Diharapkan juga masyarakat Mentawai sudah bisa menangkap ikan tuna
dilaut lepas dan Pelabuhan Sikakap ini bisa menjadi pusat ekspor dan
transaksi dagang, ungkap Nasrul Abit.
“Kita Mentawai tidak lagi bicara soal
kayu, sudah saat kita memembuat hal yang baru dalam mengapai
kesejahteraan hidup mereka”, Ujar Wagub.
Ada kurang lebih 47 tahun produksi kayu
di di Sikakap oleh perusahaan Minas Lumber toh kenyataan hari ini kayu
tidak memberikan apa-apa yang berarti bagi kesejahteraan masyarakat.
Butuh pemahaman dan menyamakan persepsi
dalam merobah pola pikir, cara kerja, prilaku serta mampu mengikuti
perkembang zaman, sekarang sudah zaman Now, seru Nasrul Abit.
Nasrul Abit juga menyampaikan,
pengembangan Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) di Sikakap
meliputi Budidaya, Perikanan Tangkap, Pelabuhan Perikanan dengan sarana
pelabuhan Perikanan yang telah ada saat ini diantaranya: Dermaga
sepanjang 50 M, diusulkan ditambah 50 meter lagi menjadi 100 meter,
Pabrik Es kapasitas 15 ton, kurang lancar beroperasi karena daya listrik
dari PLN tidak mencukupi, sering mati listrik saat pabrik jalan
akibatnya gagal menjadikan es bahkan yg telah jadi es bisa cair kembali.
Berdasarkan laporan Kepala UPTD
Pelabuhan Sikakap bahwa untuk menjalankan pabrik es harus lapor dulu ke
PLN, jika PLN mampu bila sudah 500 KVA saat belum bilang bisa baru
karena masih 200 KVA pabrik es dijalankan dan jika PLN bilang tidak bisa
maka pabrik tidak bisa dijalankan walaupun nelayan membutuhkan es saat
itu.
Permasalahan ini mesti segera
dituntaskan agar pabrik es dapat berproduktif dengan baik, dan kita
memerintahkan Dinas Kelautan membuat surat ke KKP minta pengadaan genset
kapasitas 300 KVA pembelian pada tahun anggaran 2019.
Bupati Yudas Sabagalet juga
menyampaikan, jangan langsung dijajal semua rencana pembangunan ada
tahapan-tahapan, kita perlu siapkan masyarakat, jiika tidak bisa terjadi
kress sosial.
Di pembangunan SKPT ini ada unsur pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten sesuai kewenangannya.
Kita banguan darat jalan,
Pasar sudah ada, nelayan telah dibantu 15 kapal.Koperasi masyarakat sudah bekerjasama dengan Perusahaan Perikan Indonesia (Perindo).
Kita banguan darat jalan,
Pasar sudah ada, nelayan telah dibantu 15 kapal.Koperasi masyarakat sudah bekerjasama dengan Perusahaan Perikan Indonesia (Perindo).
“Kita berharap dipelabuhan ini terjadi eksport ikan, minimal cabang ikan di Bungus Kota Padang”, Ujarnya
Pihak kepolisian, dan TNI berkotribusi
melakukan penertiban dan pengawasan terhadap kepulauan Mentawai
sekaligus guna juga keindahan pariwisata agar indah dan indaman bagi
semua orang.
Ada yang selalu menarik dari setiap
kunjungan kerja Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, selalu
melakukan pembahasan melalui rapat koordinasi semua sektor dalam bentuk
rapat penentuan yang menyesuaikan lokasi yang ada. Tidak perlu ruangan
khusus atau tempat, di kedai, dibawah tenda atau di pondok duduk
dilantai, seperti rapat di SKPT Sikakap Pagai Utara, Mentawai beberapa
waktu lalu.