DPRD Minta Dinkes Padang Serius Tangani Kasus Gizi Buruk
Ketua Komisi IV DPRD Kota Padang, Maidestal Hari Mahesa menyayangkan
masih terdapatnya kasus gizi buruk di Kota Padang, Sumatera
Barat.Padahal gizi buruk merupakan hal sensitif bagi suatu daerah, jika
penderita gizi buruk masih banyak maka hal itu menggambarkan bagaimana
perhatian pemerintah kota kepada penderita gizi buruk tersebut, "
ujarnya.
"Untuk melihat bagaimana
persoalan tersebut di lapangan, dalam waktu dekat Komisi IV berencana
akan memanggil dan meminta penjelasan dari dinas terkait, " tegas Esa.
Sementara, anggota DPRD Padang
lainnya Zulhardi Z Latif mengatakan penanganan kasus gizi buruk tidak
terlepas dari perhatian pemerintah. Padahal telah banyak bantuan dari
pemerintah seperti beras sejahtera dan lainnya. "Hal itu patut
dipertanyakan kenapa masih adanya kasus gizi buruk," pungkasnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Padang, Feri Mulyani mengatakan dari 61
kasus tersebut, sekitar 22 orang diantaranya sudah berubah dari status
gizi buruk menjadi gizi normal.
Kemudian 28 orang menjadi gizi kurang, sedangkan 11 orang masih dalam
status gizi buruk. Dan 11 orang tersebut masih tetap dipantau oleh dinas
kesehatan dan puskesmas, hingga statusnya berubah ke gizi kurang dan
menjadi gizi normal," katanya.
Ia mengatakan, dinas kesehatan
memiliki program pemberian makanan tambahan, program pemantauan tumbuh
kembang, deteksi dini tumbuh kembang, serta penyuluhan pada orang tua.
Hal ini dilakukan dalam rangka menekan angka kasus gizi buruk khususnya
di Kota Padang
Ia mengatakan, Habil selama dua
bulan terakhir terbaring lemas ditempat tidur dengan kondisi badan yang
sangat memprihatinkan. Bahkan tampak hanya kulit pembalut tulang. Ia
menderita gizi buruk sejak sejak dua bulan terakhir.
"Kita langsung menangani pasien
ini dengan mendampinginya ke Rumah M.Jamil Padang bahkan Dinkes juga
membayarkan uang tunggakan BPJS-nya satu keluarga selama 10 bulan
senilai Rp1.200.000," katanya.
"Habil Daud derita gizi buruk
akibat gangguan pertumbuhan atau Cerebral Palsy yang merupakan penyakit
tumbuh kembang yang lebih mengarah pada gangguan tubuh, dimana anak
menjadi tidak progresif dan cenderung kaku. Penyakit ini disebabkan
karena adanya kerusakan pada sel-sel motorik, terutama pada susunan
saraf pusat yang sedang berkembang.
Berdasarkan Data Dinkes Kota
Padang selama tahun 2017 menemukan 61 kasus gizi buruk, dari 61 pasien
22 pasien berobah jadi gizi sedang, sedangkan 11 kasus gizi buruk dengan
melakukan upaya monitoring dan 28 pasien sudah sembuh.
"Kasus gizi buruk murni hanya 5
persen selebihnya karena komplikasi penyakit. Dan upaya yang dilakukan
Dinkes terhadap pasien gizi buruk antara lain dengan memberikan makanan
tambahan khusus yang bisa didapatkan di puskesmas. Untuk itu kita
mengingatkan kepada orang tua untuk lebih selektif menjaga buah hatinya
dengan memberikan makanan sesuai dengan umur yang sudah dimasak, dan
tidak memberikan makanan instan kepada anak, " pungkasnya.son