DPRD Kota Padang Gelar Bimtek Dengan LPPM Universitas Islam As-syafiyah
Betrans,Padang,Sosialisasi dan Implementasi Peraturan tentang Sinkronisasi RPjMD
dengan RPjMD Provinsi dan Nasional, Permendagri No.88 Tahun 2018 tentang
Pembinaan Perangkat Daerah, Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(Smart City) dan Pemilu 2019 dan Penegakan Hukum.
Demikian tema Bimtek DPRD Kota Padang bekerjasama dengan Universitas Islam As-safiyah Jakarta, 20-24 Januari 2019.
Dijelaskan Sekretaris DPRD Kota Padang Syahrul, bimtek ini gunanya
memudahkan dalam pengambilan keputusan yang tepat sasaran, Pemerintah
Kota Padang sudah mulai melakukan pendataan berbasis elektronik. Tujuan
dari pendataan ini, untuk meningkatkan pelayanan publik yang berkualitas
dan terpercaya.
Pendataan berbasis elektronik ini juga bagian dari upaya mewujudkan
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), sesuai dengan Peraturan
Presiden nomor 95 tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik, yang baru saja disahkan.
Sekretaris DPRD Kota Padang menuturkan, sistem pemerintahan berbasi
elektronik akan memudahkan pelaksanaan setiap kebijakan dan mempercepat
terwujudnya visi misi. Selain itu, juga memudahkan pengawasan,
mewujudkan pemerintahan yang bersih, efektif dan transparan.
Akan tetapi, untuk menuju ke arah itu, tidak serta merta dapat langsung
diwujudkan. Sebab, sistem pemerintahan berbasis elektronik juga
membutuhkan sarana dan sumber daya manusia yang mendukung.
Dikatakannya, Pemko Padang harus memiliki data berbasis elektronik yang
berkaitan dengan pemerintahan. Untuk mendapat data berbasis elektronik
yang akurat serta terintegrasi tidaklah murah, namun ia yakin akan
banyak bermanfaat untuk mempercepat pembangunan dan meningkatkan
pelayanan masyarakat.
Sejauh mana wilayah kita sudah menerapkan konsep smart city untuk
efisiensi dan meningkatkan pelayanan. Pelan-pelan, kita menuju ke arah
itu. Kita sudah mulai melakukannya, dimulai dari yang terkecil. Seluruh
data akan kita perbaiki, data kemiskinan, pengangguran, data tanah, data
anak yatim. Semuanya akan berbasis elektronik dan semuanya akan
terintegrasi.
Langkah yang sudah dilakukan untuk mencapai konsep smart city di Kota
Padang. Yang kita lakukan pertama menaikan elektabilitas birokrasi.
Elektabilitas birokrasi itu harus tinggi, jadi masyarakat itu,
dibiasakan tidak suudzon dengan birokrasi. Kalau elektabilitas birokrasi
itu rendah, meskipun birokrasi bekerja sebaik apapun pasti dinilai
jelek.
Elektabilitas itu diikuti dengan konstruksi birokrasi yang kokoh. Itu
dimulai dari atas sampai bawah dan sebaliknya dari bawah sampai atas,
tetap satu komando. Itu birokrasi yang kokoh, tidak ada komando dari
lainnya, tentunya seluruh keputusan sudah memperhatikan aspek ekonomi,
aspek sosial, asepk kemanan, dan aspek penting lainnya.
Keputusan akan seperti itu, tetap dalam satu kesatuan konstruksi
birokrasi yang kokoh. Pertama kali yang dilakukan adalah memperkuat
pondasi birokrasi. Konstruksi harus kita bangun dulu.
konstruksi birokrasi yang kokoh, setelahnya baru kemudian berbicara soal integrasi antar OPD.
Tidak bisa satu target itu menjadi beban satu OPD. Karena, benar satu
OPD itu leading sektornya satu hal, tetapi ada faktor lain yang menjadi
penentu kesuksesannya program OPD itu. Faktor lain itu dari sisi lain
yang bukan dari leading sektor OPD itu, akan menjadi leading sektor OPD
lain. Makanya integrasi akan menjadi rohnya di sini. tidak ada OPD yang
merasa sukses sendiri, karena yang membuat sukses ini suatu kebersamaan.
Dengan konstruksi birokrasi yang kokoh, Insya Allah konstruksi
kebersamaan itu akan tercipta juga. Baru selanjutnya bicara soal
pelayanan publik. Seperti apa yang akan kita berikan.
Ada dua hal, yang pertama apa yang diinginkan masyarakat. Kita birokrasi
harus memenuhi, namun ada regulasi yang tidak boleh ditabrak.
Masyarakat ingin pelayanan yang cepat, tapi pelayanan cepat ini tidak
tepat, jangan sampai seperti itu.
Tentunya birokrasi juga ingin cepat dan tepat, tidak menabrak regulasi
yang ada. Jangan, ingin cepat tapi di belakang mengalami sesuatu yang
tidak diinginkan. Sebaiknya kita melakukan orientasi, titik mana yang
harus diperbaiki, titik mana yang harus diperkuat, titik mana yang
harus dilanjutkan, dan Insya Allah itu sudah dilakukan, jelas Syahrul.
Program smart city terintegrasi dengan tata kelola pemerintahan sehari-sehari.
"Sudah mulai jalan, tetapi hari ini jalannya masih bersama-sama. Kami
sampaikan ke OPD semuanya, ibarat kita itu suatu tim. jadi tidak ada
satu OPD pun yang merasa super di situ. Mereka akan bisa sukses karena
integrasi dengan tim lain. Semua pelayanan publik sudah kami lakukan,
jadi semua arahan sudah kami sampaikan"
Bidang yang akan menjadi prioritas dalam pengembangkan smart city ke
depan. Selaku pengambil keputusan tentunya harus berdasarkan informasi.
Informasi yang valid, yang diperoleh dari data yang valid, bukan
informasi yang berdasarkan isu, informasi yang berdasarkan analisa.
Sekretaris DPRD Kota Padang menjelaskan Pemko Padang akan menganalisa
informasi itu dalam bentuk data, kita terapkan, seluruh data yang
selanjutnya akan menjadi infomasi, dan informasi yang itu akan menjadi
pijakan kita dalam mengambil keputusan, akan kita lihat
semua."
Program yang sudah dan akan dikembangkan untuk mewujudkan smart city,
nanti akan ada basis data di Dispendukcapil. Dispendukcapil itu nanti,
merupakan data awal semuanya.
Seluruh data penduduk Kota Padang akan masuk di situ. Di situ ada data
tentang kependudukan tentang kelahiran tentang kematian, dan data
agregat, peristiwa), seluruhnya akan menginduk di situ.
Kemudian yang lainnya, Dinas Sosial. data kemiskinan di Kota Padang
harus riil. Kita sudah cluster kemiskinan itu, arahan untuk meng-cluster
itu sudah ada. Misalkan kaitan pendataan anak yatim, ada berapa di tiap
desa, di tiap kecamatan, se Kota Padang totalnya ada berapa.
Berdasarkan data itu tadi, akan menjadi dasar kita mengambil keputusan.
Sikap kita untuk mengatasi anak yatim ini seperti apa? Data anak yatim
nanti akan muncul, misalnya jumlah anak yatim umur yang masih balita
berapa, di atasnya balita berapa, sampai anak yatim SMA berapa dan itu
masuk wilayah dinas sosial.
Verifikasi dan validasi sudah kita lakukan, memang kami tidak ekspose
karena biar mereka konsentrasi bekerja dulu. Data kemiskinan itu dan
data yang lainnya, harus by name by addres semuanya, artinya kemungkinan
kita
ada program pengentasan kemiskinan kita tidak salah sasaran.
Dan kita menentukan skala prioritas itu berdasarkan data juga. Mana yang harus didahulukan dan mana yang harus ditunda.
Selain kemiskinan, juga ada masalah pengangguran. Kita minta data jumlah
pengangguran yang baru, pengangguran yang sudah lama, clusternya
macam-macam.
Ini dasarnya. Isu kemiskinan dan pengangguran merupakan isu yang secepatnya harus diselesaikan.
Kendala utama untuk menjalankan konsep smart city ? "Jadi begini, IT itu
alat, kita sangat sepaham ada SPBE, akan kita terapkan itu. Karena apa,
IT harus sesuai kebutuhan. Artinya SDM kita persiapkan semuanya,
kebutuhan akan IT itu harus jelas, ini sudah butuh IT atau belum. Nanti
sesuatu yang sebenarnya tidak perlu IT semuanya dilakukan pakai IT,
papar Sekretaris DPRD.