Semangat Bela Negara Bergelora di Stadion H. Agus Salim Padang
Keputusan
peringatan HBN ini ditetapkan oleh pemerintah melalui Keppres No.28
Tahun 2006. Dasar dibentuknya PDRI karena Ibu Kota Yogyakarta diduduki
Belanda. Pun Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan
beberapa menteri ditangkap Belanda. Momen itu kelak disebut sebagai
Agresi Militer Belanda II.
Pada masa mempertahankan kemerdekaan
Indonesia, Kota Bukitinggi berperan sebagai kota perjuangan dan ditunjuk
sebagai Ibu Kota Negara Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ke tangan
Belanda.
Di Kota Padang, Sumatera Barat kali ini Pemerintah Kota
Padang menggelar Upacara Peringatan HBN ke-69 tahun 2017. Upacara ini
dipimpin Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah selaku Inspektur Upacara.
Puluhan ribu hadirin pun memadati Stadion H. Agus Salim, Selasa
(19/12/2017) pagi itu.
Unsur Forkopimda Padang, para pimpinan OPD
Pemko Padang dan seluruh murid SD dan SMP sederajat pun hadir memadati
Stadion kebanggaan Kota Padang itu. Peringatan HBN pun terlihat
bergelora dengan rangkaian pelaksanaan upacara yang terlihat begitu
khidmat.
Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah saat membacakan
sambutan tertulis Presiden RI Joko Widodo menyampaikan, bahwa Presiden
mengajak seluruh Rakyat Indonesia untuk senantiasa belajar dari sejarah
perjuangan bangsa salah satunya HBN.
Sejarah mencatat, bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bisa berdiri tegak sebagai
bangsa yang berdaulat, dikarenakan berkobarnya semangat bela negara dari
seluruh rakyat Indonesia. Dengan seluruh rakyat ikhlas mengorbankan
jiwa dan raganya untuk Tanah Air tercinta.
“Membela negara bukan
hanya dapat dilakukan dengan kekuatan senjata. Namun juga dapat
dilakukan dalam bentuk lain seperti pengabdian kita melalui peran
masing-masing baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, budaya,
lingkungan dan lainnya,” sebut Mahyeldi.
Oleh karena itu, kata
Mahyeldi, dalam momentum peringatan HBN kali ini, Presiden mengajak
seluruh rakyat Indonesia untuk melakukan aksi nyata dalam pembelaan
negara. Dengan mengingat bahwa di masa sekarang, tantangan terhadap
kedaulatan negara, keutuhan wilayah maupun keselamatan bangsa tidak lagi
bersifat tradisional atau ancaman militer.
Namun melainkan
sudah bersifat multidimensial dan berada di setiap lini kehidupan
disertai berbagai tantangan yang semakin kompleks.
“Untuk itu
kepada masyarakat khususnya generasi muda diminta untuk senantiasa
kritis terhadap beberapa upaya. Seperti terhadap yang dapat
memecah-belah bangsa, merendahkan martabat bangsa dan senantiasa waspada
terhadap upaya infiltrasi ideologi dengan cara-cara yang sangat halus
dan kekinian. Dimana Infiltrasi idelogi yaitu ingin mengubah atau
menggantikan Pancasila di masa mendatang. Maka itu kita harus
meningkatkan kecintaan terhadap Tanah Air, menjaga NKRI dan menjadi yang
terbaik di bidang masing-masing,” cetusnya.
“Semangat dan upaya
Bela Negara di era sekarang ini harus kita wujudkan untuk menjadi yang
terbaik di bidang kita masing-masing. Dimanapun kita berada, apapun
profesi kita dan apapun pekerjaan kita semua punya hak dan kewajiban
serta punya kesempatan yang sama untuk melakukan bela negara," tukasnya.
Mahyeldi melanjutkan, dalam bela negara begitu juga dilakukan terhadap
upaya untuk penegakkan hukum, menjaga kekayaan alam, mewujudkan
kedaulatan pangan, melawan dan memberantas korupsi, narkoba sekaligus
mencegah perdagangan manusia dan lain sebagainya. Jawabannya yakni
dengan bisa berdikari, tegak berdiri di kaki sendiri secara ekonomi,
melawan ancaman kemiskinan, keterbelakangan dan ketertinggalan sebagai
upaya Bela Negara.
‘‘Negara ini akan menjadi kuat dan besar
ketika dapat terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan bersama serta
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tuturnya.
Lebih
lanjut Mahyeldi membacakan sambutan Presiden, untuk mewujudkan semua
itu, kesadaran bela negara menjadi sesuatu yang penting untuk ditanamkan
sebagai landasan sikap mental dan perilaku bangsa Indonesia. Karena ini
merupakan bentuk revolusi mental, sekaligus untuk membangun daya
tangkal bangsa, terutama dalam menghadapi kompleksitas dinamika ancaman
demi mewujudkan ketahanan nasional.
“Saya berharap, agar para
kader bela negara yang ada di berbagai daerah di seluruh Indonesia,
dapat senantiasa menyebarkan nilai-nilai bela negara kepada
lingkungannya masing-masing. Karena bela negara menjadi menjadi sebuah
kesadaran nasional dan gerakan nasional. Dan ebagai bentuk tanggung
jawab kita sebagai warga negara bangsa ini dalam mempertahankan NKRI
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” tandasnya.
Dalam peringatan
tersebut para pelajar juga menampilkan atraksi mencontohkan kejadian
lahirnya Hari Bela Negara dengan deklarasi berdirinya PDRI. Selanjutnya
beberapa lagu kebangsaan termasuk lagu Bhinneka Tunggal Ika ciptaan
Walikota Mahyeldi yang ditampilkan menambah khidmat dan bergeloranya
peringatan HBN di Kota Padang kali ini #Hms#