Wagub Sumbar Targetkan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Daerah Tertinggal
Betrans,Bukittinggi –
Kita berharap 3 (tiga) daerah tertinggal di Sumatera Barat (Pasaman
Barat, Solok Selatan dan Kepulauan Mentawai) pada tahun 2019 lepas dari
kategori daerah tertinggal.
Karena itu kita hari ini mengundang 3 bupati daerah tertinggal,
merupakan tindak lanjut dari rekomendasi Rapat Koordinasi Gubernur
dengan Bupati / Walikota.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Nasrul Abit dalam Rapat Koordinasi
Percepatan Pengentasan Kemiskinan dan Daerah Tertinggal, di
Bukittinggi, Senin (12/2/2018).
Hadiri dalam kesempatan tersebut, Bupati Mentawai, Bupati Solok
Selatan, dan Bupati Pasaman Barat, Kementerian Desa Tertinggal dan
Transmigrasi, OPD terkait dilingkungan masing-masing daerah.
Lebih lanjut Wagub Nasrul Abit menyampaikan, kita ingin tuntaskan
program-program untuk masing-masing daerah tertinggal untuk bisa keluar
tahun 2019.
Kementerian Desa kita untuk mengekpos tentang bahwa 2015-2019 ada 80
daerah tertinggal. Kita akan kejar agar masuk dalam kategori keluar dari
daerah tertinggal, dengan kerja dan kerja sehingga kita berhasil, ujar
Wagub Nasrul Abit.
Wagub Nasrul Abit, juga menyampaikan pemerintah provinsi peduli dan
perhatian serta mendukung setiap kabupaten unruk keluar dari kategori
daerah tertinggal dan Semua butuh prioritas penganggaran.
Bahkan tadi ada usulan Bappeda agar ada perlakuan khusus 3 kabupaten
ini sesuai dengan tingkat kemiskinannya. Yang kemiskinannya lebih tinggi
ya dapat bantuan lebih besar.
Jadi kami bahas bedah satu-satu masalahnya, namun pertama yang harus
diprioritaskan adalah masalah infrastruktur jalan dan jembatan. Kegiatan
ini tentu akan buka daerah terisolir.
Kedua, kami prioritaskan ekonomi yang cepat bergerak. Kalau masalah
harapan hidup, rata rata pendidikan kan akan lama untuk mengejarnya.
Jadi kita bahasa yang mana yang kira-kira yangbisa melompat lebih cepat,
harap Nasrul Abit.
Direktur Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal, Kementerian
Desa dan Daerah Tertinggal, Rafdinal dalam kesempatan itu menyampaikan,
api target sasaran, mulai dari desa, kabu daerah tertinggal, dan
Kemendes terintegrasi. Target RPJMN, minimal 80 daerah tertinggal harus
tuntas tahuj 2018. Kalau hanya andalkan Rp 5,2 triliun dari ribuan
triliun APBNP, saya rasa kekuatan kita adalah koordinasi. Kabupaten
tertinggal harus bisa berikan data yang valid. Karena data kami dari
data susenas dan Kemenkeu.
Begitu juga dengan kemiskinan, di mana itu tugas kita 15,5 persen
bisa kita capai di 2019. Untuk turunkan satu digit saja energinya berapa
kita sudah ada itungannya. Masalahnya kita butuh koordinasi yang baik
dan integrasi dari bawah ke atas dan sebaliknya.
Saat ini setelah kami berikan penjelasan teknis, Pak Wagub tadi sudah
arahkan. Pak Bupati jangan di sini saja, OPD kab harus koordinasi
dengan OPD prov dan satukan data.
Ada 27 indikator daerah tertinggal. Masing-masing daerah tertinggal
‘penyakitnya’ beda-beda sehingga kami meminta masing kab tertinggal
fokus pada penyakit masing-masing. (*)